KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT. Berkat Rahmat,Taufiq,serta Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berupa makalah dengan baik. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang memberikan kemudahan dalam
penyusunan makalah dengan judul “ Pengorganisasian
Dan Pengembangan Masyarakat”
Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian. Dan tak lupa ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah
ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Dalam penyusunan
makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi
penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, sehingga
penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna.
Mojokerto,
1 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI 1
KATA
PENGANTAR.................................................................. 1
DAFTAR
ISI.................................................................................. 2
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ....................................................................... 3
1.2
Rumusan Masalah................................................................... 3
1.3
Tujuan ..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian PPM........................................................................ 5
2.Konsep,bentuk,struktur,organisasi masyarakat danpen gembangan masyarakat........................ ................................................................................................... 6
3. Kepemimpinan Dalam
Masyarakat.......................................... 8
4 Komunkasi Dalam Masyarakat……………………………………… 13
2.5 Peran serta dalam Masyarakat………………………………… 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................... 23
3.2 Saran...................................................................................... 23
DAFTAR
PUSTAKA
24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM)
atau community organization or comunity development (COCD)
merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan
berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan
utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai
suatu kegiatan kolektif, PPM melibatkan beberapa aktor, seperti
pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang
saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi
terhadap program atau proyek tersebut.
PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem
klien dengan lingkungannya.Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu,
keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit dll.Dalam PPM, pekerja sosial
menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan sistem lingkungan
sekaligus.Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh
pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan tentang
masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, perilaku manusia, dinamika
kelompok, program sosial dan pemasaran sosial.
2.
Rumusan Masalah
·
Apa yang dimaksut
dengan PPM dan jelaskan ?
·
Bagaimana
Konsep,bentuk,struktur, organisasi masyarakat dan pengembangan masyarakat?
·
Bagaimana kepemimpinan
dalam bermasyarakat?
·
Bagaimana
caranya berkomunikas dalam bermasyarakat?
·
Bagaimana peran
serta dalam lembaga masyarakat?
3. Tujuan
·
Tujuan utama metode
COCD adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan
sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi
social
·
Untuk mengetahui
Konsep,bentuk,struktur,
organisasi masyarakat dan pengembangan masyarakat
·
Untuk mengetahui
kepemimpinan dalam bermasyarakat?
·
Untuk mengetahui
caranya berkomunikas dalam bermasyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertan Pengorganisasian Dan pengembangan Masyarakat
Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat adalah suatu
proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan
sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu
bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)
Fungsi dari PPM tersebut Adalah :
n Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk
menyusun perencanaan dan melakukan tindakan yang sehat
n Memulai mengembangkan dan merubah program dan
usaha-uasha kesejahteraan untuk memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara
sumber-sumber dan kebutuhan
n Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk
meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-lembaga
n Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan
meningkatkan koordinasi antara organisasi, kelompok dan individu-individu yang
terlibat dalam program dan usaha kesejahteraan social
n Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan
dan metode pekerjaan social
n Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat
dalam aktifitas kesejahteraan sosial
Prinsip
Prinsip nya meliputi:
a. Keseimbangan
Mencari
keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber yang ada di masyarakat
b. Individualisasi
Masyarakat
yg satu berbeda dgn masyarakat yg lainnya
c. Penerimaan
Masyarakat
harus dipandang dan diterima sebagai mana adanya, yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai langkah awal untuk mulai kegiatan/program
d. Partisipasi
Semua
unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga berperan aktif di dalam kegiatan
2.
Konsep,bentuk,struktur,
organisasi masyarakat dan pengembangan masyarakat
Konsep
yang dituangkan dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM) antara
lain :
1. Konsep
gotong royong :
Prinsip
keterlibatan masyarakat dalam upaya kesehatan sebetulnya mempunyai akar dalam
tradisi gotong royong. Pembahasan masalah gotong royong ini terutama merujuk
pada tulisan dari Koentrajaningrat membahas konsep gotong royong dikaitkan dengan
kegiatan pembangunan. Bahasan ini memperlihatkan bahwa konsep gotong royong
erat kaitannya dengan konsep kelompok primer dan sekunder. Gotong royong lebih
sesuai dikembangkan dalam kelompok primer yang mempunyai kesempatan untuk
berkomunikasi secara intensif ddibandingkan dengan kelompok sekunder. Hal ini
dikaitkan dengan masalah penerapan gotong royong di pedesaa dan perkotaan.
Posisi yang diambil dalam bahasan ini adalah dikaitkan dengan sifat kelompok
seperti disebutkan diatas, bahwa penerapan gotong royong lebih dikaitkan dengan
sifat kelompok. Oleh karena itu di perkotaan pun bisa diterapkan gotong royong
dengan bentuk yang berbeda dengan penerapan di pedesaan.
2. Penerapan
dalam bidang kesehatan.
Dalam
bidang kesehatan maka pembahasan mengenai penerapan PPM dikaitkan dengan
pelaksanaan program PKMD/ Posyandu termasuk hal-hal yang berkaitan dengan
pembinaan kader kesehatan (oleh karena itu pula lah mata ajaran ini disebut
juga sebagai mata ajaran PKMD). Juga dalam kaitan dengan penerapan PPM dalam program
kesehatan ini dibahas kebijakan mengenai keterpaduan KB Kesehatan dan pola
pembinaan peran serta masyarakat dari Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat.
3. Bahasan
dari konsep difusi inovasi.
Keterlibatan
masyarakat melalui kader kader kesehatan dalam upaya kesehatan dapat dipersepsi
oleh masyarakat sebagai hal baru. Hal ini dikaitkan dengan pola pemikiran yang
“tradisional” bahwa pelayanan kesehatan (dalam arti yang modern) merupakan “hak
prerogratif” profesi kesehatan. Dari pemikiran ini dapat dimengerti jika konsep
keterlibatan kader kesehatan dalam upaya kesehatan bisa dianggap sebagai
sesuatu yang baru.
4. Lembaga
Swadaya Masyarakat (Non governmental Organization/NGO).
Dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan, maka selain aparat pemerintah (governmentak organization)
juga terlibat berbagai organisasi non pemerintah (non-governmental
organization). Organisasi non pemerintah ini merupakan wadah dari sekumpulan
orang yang ingin ikut berkontribusi dalam upaya pembangunan. Dalam beberapa
kegiatan bahkan organusasi non pemerintah inilah yang menjadi pronir seperti
misalnya PKBI dalam kegiatan kelurga berencana. Dalam kontribusinya pada
kegiatan pembangunan, organisasi non pemerintah mempunyai keunikan misalnya
dalam kemampuannya untuk lebih menerapkan pendekatan yang partisipatif. Hal ini
disebabkan antara lain karena sifat organisasi non pemerintah yang tidak
terlalu birokratis, sehingga mempunyai kemampuan untuk membuat penyesuaian
dengan situasi dan kondisi. Dalam pembahasan mengenai organisasi non pemerintah,
potensinya dan kegiatan kegiatannya
2.1 Bentuk-bentuk
Program Dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Menurut Mezirow antara lain :
·
Program integratif : memerankan pengembangan melalui
koordinasi dinas-dinas teknis, menyediakan bantuan teknis dan financial secara
besar-besaran dan melibatkn pejabat-pejabat di tiap tingkatan pemerintahan (di
Indonesia, India, Afganistan, Philipina, Thailand).
·
Progam Adaptis : Mekanisme pengembangan masyarakat sama
dengan mekanisme pemerintahan dan fungsi pengembangan masyarakat cukup
ditugaskan kepada salah satu kementrian ( terdapat di Negara-negara Afrika dan
Karibia).
·
Program Proyek : Bentuk usaha adalah terbatas pada wilayah
tertentu dan program disesuaikan dengan daerah yang bersangkutan (EX :
Nikaragua dan daerah Texas)
2.2 Struktur
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa petugas
kesehatan dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat bidang kesehatan
adalah bekerjasama dalam masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat. Oleh karena
itu peran petugas atau sektor kesehatan adalah :
a) Menfasilitasi masyarakat terhadap
kegiatan-kegiatan atau program-program pengembangan, misalnya masyarakat ingin
membangun pengadaan air bersih, maka peran petugas adalah menfasilitasi
pertemuan-pertemuan anggota masyarakat dengan pemerintah daerah setempat dan
pihak lain yang dapat membantu dalam mewujudkan pengadaan air bersih tersebut.
b) Memotifasi masyarakat untuk bekerja
sama atau bergotong royong dalam melaksanakan kegiatan atau program bersama
untuk kepentingan berdama di dalam masyarakat tersebut.Mengalihkan pengetahuan
teknologi dan keterampilan kepada masyarakat agar sumber daya yang ada baik
sumber daya manusia maupun suber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal
dalam rangka kemandirian mereka.
3.
kepemimpinan dalam bermasyarakat
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam
melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana
didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the
process of directing and influencing the task related activities of group members.
Kepemimpinan adalah
proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai
aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi
pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai
atribut. Sebagai proses,
kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu
proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan
organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka
untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya
produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan
sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima
dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
Pengertian Masyarakan dan Perbedaan Masyarakat Pedesaan
dan Perkotaan
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat dapat mempunyai arti yang
luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan
hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan,
bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan
dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok
manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa,
golongan dan sebagainya.
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang
biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi
tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan
masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial
religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian
karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk
berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat,
karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling
menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan
kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat
desa antara lain :
1.
Didalam masyarakat pedesaan di
antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.
Sistem kehidupan umumnya berkelompok
dengan dasar kekeluargaan
3.
Sebagian besar warga masyarakat
pedesaan hidup dari pertanian
4.
Masyarakat tersebut homogen, deperti
dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut
urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat
kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1.
Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.
Orang kota pada umumnya dapat
mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting
disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan
keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham
politik , perbedaan agama dan sebagainya.
3.
Jalan pikiran rasional yang pada
umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4.
Pembagian kerja di antra warga-warga
kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5.
Kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga
desa
6.
Interaksi yang terjai lebih banyak
terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7.
Pembagian waktu yang lebih teliti
dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8.
Perubahan-perubahan sosial tampak
dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh
dari luar.
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan
Perkotaan
1.
Lingkungan Umum dan Orientasi
Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam,
karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan
banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang
tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2.
Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada
umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit
juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak
lepas dari kegiatan usaha.
3.
Ukuran Komunitas, Komunitas
perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.
Kepadatan Penduduk, Penduduk
desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk
kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi
dari kota itu sendiri.
5.
Homogenitas dan Heterogenitas,
Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa,
kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila
dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya
heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa,
penduduk di kota lebih heterogen.
6.
Diferensiasi Sosial, Keadaan
heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm
diferensiasi Sosial.
7.
Pelapisan Sosial, Kelas
sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu
kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada
diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Perkembangan Kepemimpinan
Kepemimpinan
merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai
hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentuknya suatu
kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya
melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi
atau beberapa orang tampak lebih menonjol daripada yang lainnya. Itulah asal
mula timbulnya kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam
struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat
diperlukkan dalam keadaan – keadaan di mana tujuan daripada kelompok sosial
yang bersangkutan terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman-
ancaman dari luar. Dalam keadaan demikianlah, agak sulit bagi warga – warga
kelompok yang bersangkutan untuk menentukkan langkah – langkah yang harus
diambil dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Munculnya
seorang pemimpin merupakkan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai
dengan kebutuhan – kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat tersebut
muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok tersebut akan
mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin
karena seorang individu yang diharapkan menjadi pimpinan, ternyata tidak
berhasil membuka jalan bagi kelompoknya untuk mencapai tujuan dan bahwa
kebutuhan warganya tidak terpenuhi.
Ciri
– ciri Kepemimpinan
1. Persepsi
Sosial
Persepsi sosial
dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap
dan kebutuhan anggota-anggota kelompok..
2. Kemampuan
berpikir abstrak
Kemampuan
berpikir abstrak dapat menjadikkan indikasi bahw seseorang
mempunyai
kecerdasan yang tinggi.
3. Keseimbangan
emosional
Merupakan faktor
paling penting dalam kepemimpinan. Jelasnya, pada diri
seorang pemimpin
harus terdapat kematangan emoional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam
akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan,
serta pengintegrasian kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang harmonis.
Fungsi Kepemimpinan yang Hakiki
Peranan para pejabat pimpinan dalam
suatu organisasi sangat sentaral dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran yang telah ditetapkan.bahwa afektivitas kepemimpinan dari para pimpinan
yang bersangkutan merupakan suatu hal yang sangat didambakan oleh semua pihak
yang berkepentingan dalam keberhasilan organisasi.akan tetapi nampaknya telah
diakui secara luas bahwa kemampuan mengambil keputusan merupakan salah satu
kriteria sumber utama.bahkan kemampuan mengambil keputusan ini pada umumnya
diterima sebagai inti kepemimpinan.bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang
pada akhirnya dinilai dengan menggunakan kemampuan mengambil keputusan sebagai
kriteria utama.dalam hubungan ini perlu ditekankan bahwa dengan kemampuan
mengambil keputusan yang digunakan adalah jumlah keputusan yang diambil yang
bersifat praktis,realistic dan dapat dilaksanakan serta memperlancar usaha
pencapaian tujuan organsasi.artinya pendekatan yang lumrah dapat digunakan
4).
Komunikasi dalam bermasyarakat
Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan, gagasan, harapan, perasaan dari seseorang
(Komunikator) ke orang lain atau Pihak Lain (Komunikan). Dalam penyampaian
pesan atau gagasan perlu dipahami siapa yang diajak berkomunikasi, hal itu
meliputi pendidikan umur, status sosial, kebiasan, dan lain-lain.
Unsur-unsur Komunikasi
dalam Perkembangan Masyarakat
Dalam komunikasi
perkembangan masyarakat terdapat beberapa unsur-unsur komunikasi, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Pihak
yang menyampaikan Pesan (Komunikator
atau Source)
Komunikator
adalah orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain, disebut juga pembawa
berita atau pengirim pesan atau sumber berita.
Komunikator bisa individu, kelompok,
keluarga atau organisasi yang mengambil inisiatif penyelenggaraan komunikasi
dengan individu atau kelompok lain dan berperan untuk mengalih (transfering)
pesan.
a. Muncul
dari masyarakat itu sendiri (Insider)
Komunikator yang muncul
dari dalam masyarakat memiliki kelebihan yaitu lebih mengetahui kondisi
masyarakat, ia lebih tahu tentang kondisi ekonomi, social budaya masyarakat
setempat sehingga upaya yang ia laksanakan bisa betul-betul sesuai dengan
kehendak masyarakat. Namun disisi lain kekukarangan dari komunikator jenis ini
yakni kurang obyektif/kurang leluasanya dalam bertindak sehingga dalam bekerja
ia tidak independen.
b. Muncul
dari luar Masyarakat (Outsider)
Yang dimaksudkan dengan
Komunikator yang muncul dari luar masyarakat yakni Komunikator yang sebelumnya
tidak berdomisili di dalam wilayah masyrakat yang dimaksudkan. Kelbihan dari
Komunikator ini yaitu kemampuannya untuk bertindak secara leluasa, ia segala
kebijakan yang akan dikeluarkan olehnya kecil kemungkinannya hanya berpihak
pada satu golongan masyarakat tertentu.
2. Sesuatu
yang disampaikan (Pesan/Message)
Pesan
atau Amanat adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang
atau gerakan atau gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang lain.
Sedangkan berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa
yang hangat dan akurat. Kedua sarana, yaitu komunikator dan pesan, lazim
digunakan bersama dalam komunikasi. Artinya, komunikasi akan berlangsung jika
ada komunikator dan pesan. Sedangkan unsur lain seperti saluran komunikasi,
metode komunikasi, lingkungan dan umpan balik merupakan faktor pendukung.
3. Saluran
yang digunakan dalam komunikasi (Media/Channel)
Penggunaan
media komunikasi dalam berkomunikasi disesuaikan dengan kasus-kasus komunikasi
pembangunan yang dihadapi, untuk itu kasus-kasus komunikasi tersebut dapat
dibedakan menjadi tiga bahagian yakni :
a. Komunikasi
personal
Komunikasi personal
adalah tampilan wajah, suara atau komunikasi tubuh (anggota tubuh) atau dalam
kategori pesan maka media ini dimasukkan dalam pesan verbal dan non verbal
dalam komunikasi tatap muka..
b. Komunikasi
Kelompok
Komunikasi kelompok
adalah system komunikasi yang dilakukan atas nama lembaga, organisasi bukan
orang perorang. Berdasarkan banyaknya orang dalam kelompok maka komunikasi
kelompok dibedakan menjadi dua yaitu :
Ø Komunikasi
kelompok kecil.
Komunikasi kelompok
kecil dilakukan dalam kelompok yang lebih terbatas dan dimungkinkan terjadi
proses komunikasi 2 arah. Contohnya Penyuluhan Pertanian kepada kelompok tani,
penyuluhan di posyandu.
Ø Komunikasi
Kelompok Besar
Komunikasi kelompok
besar dilakukan dalam kelompok yang besar, heterogen, anonym dan tidak
memungkinkannya terjadi proses komunikasi 2 arah, contok komunikasi kelomok
besar yakni Orasi Kampanye.
Media yang digunakan dalam komunikasi kelompok besar yaitu bertatap muka langsung.
Media yang digunakan dalam komunikasi kelompok besar yaitu bertatap muka langsung.
c. Komunikasi
Massa
Komunikasi massa
merupakan system komunikasi yang penyampaiannya ditujukan pada banyak orang
dengan menggunakan media massa seperti Televisi, Koran, Radio, spanduk dan
lainnya.
Demikian hebatnya media
massa sehingga ketika terjadi pergolakan politik dalam suatu Negara seperti
kudeta maka penguasaan media massa menjadi hal penting dan tak terlupakan.
Contohnya ketika terjadi Kudeta Atas PM. Thaksin Sinawatra oleh militer
Thailand maka Stasiun televisi dan radio turut pula menjadi sasaran utama.
4. Pihak
yang menerima pesan (Komunikan/Receiver)
Komunikan atau pihak
yang menerima pesan berperan sebagai sasaran dalam komunikasi pembangunan,
komunikator sebagi agen perubahan perlu mengetahui kondisi riil dari komunikan,
sehingga pesan yang hendak disampaikan bisa diterima dengan mudah oleh pihak
komunikan.
5. Dampak
yang ditimbulkan (Effect)
Dengan adanya komunikasi pembangunan maka tentunya diharapkan pesan yang dikomunikasikan memberi dampak setelah terjadinya komunikasi. Semua dampak yang timbul diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komuniukator.
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi diantaranya yaitu:
a) Informasi (menjadi tahu).
b) Persuasif (menggugah Perasaan)
c) Mengubah Prilaku
d) Mewujudkan Partisipasi masyarakat
e) Meningkatkan pendapatan.
Dengan adanya komunikasi pembangunan maka tentunya diharapkan pesan yang dikomunikasikan memberi dampak setelah terjadinya komunikasi. Semua dampak yang timbul diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komuniukator.
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi diantaranya yaitu:
a) Informasi (menjadi tahu).
b) Persuasif (menggugah Perasaan)
c) Mengubah Prilaku
d) Mewujudkan Partisipasi masyarakat
e) Meningkatkan pendapatan.
2.3
Proses Komunikasi
1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan
harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan
yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan
oleh pengirim pesan.
Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir
secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
2. Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat
kode atau simbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan
dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian
muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk,
mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan
seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4. Mengartikan
kode/isyarat
Setelah pesan diterima
melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut,
sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat
memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk
code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh
pengirim
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan
yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun
nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya
terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim
pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar
dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang
bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut
dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
Balikan yang diberikan oleh orang
lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku
maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya.
Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan
diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi
akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada
setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan
adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi
sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya
5.) Peran
Serta Dalam Pengembangan Masyarakat.
1.
Pengertian
Peran Serta Masyarakat
Peran
serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa
partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari
sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan,
dihayati, dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan.
Peran
serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan
berdasarkan gotongroyong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan yang dirasakan
masyarakat,baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang lainnya dalam
rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
2.1
Tujuan Peran Serta Masyarakat
Tujuan program peran serta masyarakat adalah meningkatkan
peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang
memiliki visi sesuai, meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan
dan organisasi non pemerintah dan masyarakat, memperkuat peran aktif masyarakat
dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan
kemitraan dengan masyarakat.
2.2
Faktor
Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat
Beberapa faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat
antara lain:
1.
Manfaat
kegiatan yang dilakukan.
Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang
nyata dan jelas bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta
menjadi lebih besar.
2. Adanya
kesempatan.
Kesediaan juga dipengaruhi oleh
adanya kesempatan atau ajakan untuk berperan serta dan masyarakat melihat
memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan.
3. Memiliki
keterampilan.
Jika
kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan tertentu dan orang yang mempunyai keterampilan sesuai
dengan keterampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperan serta.
4. Rasa
Memiliki
Rasa
memiliki sesuatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut
sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka
peran serta akan dapat dilestarikan.
5. Faktor
tokoh masyarakat.
Jika
dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat diketahui bahwa tokoh-tokoh
masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan
tertarik pula berperan serta.Menurut
D.A. Setyawan (2008), faktor-faktor yang mempengaruhiPeran Serta
Masyarakat(PSM) antara lain:
Faktor masyarakat pada umumnya:
a.
Manfaat
kegiatan yang dilakukan
b.
Adanya
kesempatan berperan serta
c.
Keterampilan
tertentu yang dapat disumbangkan
d.
Rasa
memiliki
1)
Faktor
tokoh masyarakat dan pimpinan kader
2)
Faktor
petugas
3)
Faktor
cara kerja yang digunakan
4)
Faktor
lain:
a. Perilaku Individu: sikap, mental &kebutuhan individu
b. Perilaku Masyarakat: Keadaan ekonomi, politik, sosial
budaya, pendidikan, agama
Wujud Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk:
1.
Tenaga,seseorangberperan
serta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan tenaganya, misalnya
menyiapkan tempat dan peralatan dan sebagainya.
2.
Materi,
seseorang berperan serta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan materi
yang diperlukan dalam kegiatan kelompok tersebut, misalnya uang, pinjaman
tempat dan sebagainya (Depkes RI, 1990).
Pengertian Pengorganisasian Masyarakat
Adalah suatu proses di masyarakat dapat mengidentifikasikan
kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut,
dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai
dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat
sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong royong (Ross
Murray).
Pendekatan
1.
Spesific
content objective approach
Adalah
pendekatan baik perseorangan (promotor kesehatan desa), lembaga swadaya atau
badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari
masyarakat akan pelayanan kesehatan mengajukan suatu proposal atau program
kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut. Misalnya program penanggulangan sampah.
2.
General
content objective approach
Adalah
pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam
suatu wadah tertentu. Misalnya program pos pelayanan terpadu yang melaksanakan
5 sampai 7 upaya kesehatan sekaligus, seperti KIA, KB, gizi, imunisasi,
penanggulangan diare, penyediaan air bersih, dan penyediaan obat-obat esensial.
3.
Process
objective approach
Adalah pendekatan
yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai
pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun
perencanaan penanggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan sampai dengan
penilaian dan pengembangan kegiatan, dimana masyarakat sendiri yang
mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Hal yang
paling penting dalam pendekatan ini adalah partisipasi masyarakat atau peran
serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan.
Pengertian
Pengembangan Masyarakat
Beberapa
definisi yang memberikan
pengertian tentang Pengembangan Masyarakat antara lain :
Pengembangan Masyarakat
adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.Pengembangan masyarakat
merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai
lingkungan fisiknya.Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil
inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
Peran
Serta Aktor Dalam Pengembangan Masyarakat
1.
Pekerja
Sosial
Paradigma generalis
dapat memberi petunjuk mengenai fungsi kegiatan-kegiatan pembimbingan sosial
serta menunjukkan peranan-peranan dan strategi-strategi sesuai dengan fungsi
tersebut.Mengacu pada Parsons, Jorgensen dan Hernandez (1994), ada beberapa
peran pekerjaan sosial dalam pembimbingan sosial. Lima peran di bawah ini
sangat relevan diketahui oleh para pekerja sosial yang akan melakukan pembimbingan
sosial, diantaranya :
a.
Fasilitator
Dalam
literatur pekerjaan sosial, peranan “fasilitator” sering disebut sebagai
“pemungkin” (enabler). Keduanya bahkan sering dipertukarkan satu-sama lain.
Seperti dinyatakan Parsons, Jorgensen dan Hernandez (1994:188), “The
traditional role of enabler in social work implies education, facilitation, and
promotion of interaction and action.”Selanjutnya Barker (1987) memberi definisi
pemungkin atau fasilitator sebagai tanggungjawab untuk membantu klien menjadi
mampu menangani tekanan situasional atau transisional.
b.
Mediator
Pekerja
sosial sering melakukan peran mediator dalam berbagai kegiatan
pertolongannya.Peran ini sangat penting dalam paradigma generalis.Peran
mediator diperlukan terutama pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan
mengarah pada konflik antara berbagai pihak. Lee dan Swenson (1986) memberikan
contoh bahwa pekerja sosial dapat memerankan sebagai “fungsi kekuatan ketiga”
untuk menjembatani antara anggota kelompok dan sistem lingkungan yang
menghambatnya.
Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan dalam melakukan peran mediator meliputi kontrak perilaku,
negosiasi, pendamai pihak ketiga, serta berbagai macam resolusi konflik.Dalam
mediasi, upaya-upaya yang dilakukan pada hakekatnya diarahkan untuk mencapai
“solusi menang-menang” (win-win solution).Hal ini berbeda dengan peran sebagai
pembela dimana bantuan pekerja sosial diarahkan untuk memenangkan kasus klien
atau membantu klien memenangkan dirinya sendiri.
c. Pembela
Peran
pembelaan dapat dibagi dua: advokasi kasus (case advocacy) dan advokasi kausal
(cause advocacy) (DuBois dan Miley, 1992; Parsons, Jorgensen dan Hernandez,
1994). Apabila pekerja sosial melakukan pembelaan atas nama seorang klien
secara individual, maka ia berperan sebagai pembela kasus. Pembelaan kausal
terjadi manakala klien yang dibela pekerja sosial bukanlah individu melainkan
sekelompok anggota masyarakat.
d.
Pelindung
Tanggungjawab
pekerja sosial terhadap masyarakat didukung oleh hukum.Hukum tersebut
memberikan legitimasi kepada pekerja sosial untuk menjadi pelindung (protector)
terhadap orang-orang yang lemah dan rentan.Dalam melakukan peran sebagai
pelindung (guardian role), pekerja sosial bertindak berdasarkan kepentingan
korban, calon korban, dan populasi yang berisiko lainnya. Peranan sebagai
pelindung mencakup penerapan berbagai kemampuan yang menyangkut: (a) kekuasaan,
(b) pengaruh, (c) otoritas, dan (d) pengawasan sosial.
2.
Masyarakat
Setempat
Masyarakat setempat
yang berperan dalam pengembangan masyarakat adalah semua masyarakat dapat
terlibat mulai dari Kepala Desa, Perangkat Desa, Badan Perwakilan Desa (BPD),
Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Politik, serta masyarakat umum.
3.
Lembaga
Donor
Adalah salah satu
bentuk organisasi dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).Lembaga yang
mengumpulkan dana untuk dapat disalurkan kepada lembaga dan masyarakat yang
membutuhkan. Dalam fungsinya sebagai lembaga donor, LSM dimungkinkan untuk
diberi kepercayaan oleh masyarakat mengemban tugas tertentu. Seperti tempat
penggalangan dana untuk korban bencana alam, penggalangan dana dan sembako
ketika hari raya keagamaan dan lain-lain. Dalam fungsi ini mungkin saja LSM
melakukan kesalahan-kesalahan ataupun penyelewengan.Disinilah dituntut tanggung
jawab dan juga transparansi LSM dalam melakukan tugasnya. Contoh LSM yang
berbentuk seperti ini di Indonesia seperti, Lembaga Pundi Amal, Tali Kasih
Indonesia, dan lain-lain.
4. Instansi Yang Saling
Bekerja Sama
Untuk menjalankan suatu
program harus mengetahui dinas – dinas atau instansi terkait untuk dapat di
ajak bekerja sama. Misalkan untuk mengatasi masalah sampah maka membuat program
pengelolaan sampah yang perlu kerjasama dengan dinas kebersihan dan dinas
lingkungan hidup. Dengan adanya kerjasama itu apabila kita mengalami kesulitan
misalkan kurangnya peralatan dalam pengeolahan sampah dapat dibantu dengan
dinas lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat adalah suatu
proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan
sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu
bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan
local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan
untuk perubahan social. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal di
suatu wilayah dengan batasan tertentu dan saling berinteraksi Aspek aspek
masyarakat terdiri dari proses pengorganisasian, masyarakat, dan tugas yang
diemban masyarakat.
Pengembangan masyarakat adalah proses perubahan sosial berencana
dilokalitas tertentu, dimana sasaran pengembangan masyarakat adalah perbaikan
dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi, bahkan sosial dan politik sebagai
upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sepanjang mampu dilakukan oleh masyarakat
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian Sondang P.
1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rowitz Louis. 2008.
Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar