Senin, 29 Januari 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT. Berkat Rahmat,Taufiq,serta  Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berupa makalah dengan baik. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang memberikan kemudahan dalam penyusunan makalah dengan judul “ Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian. Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, sehingga penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna.





Mojokerto, 1 November 2014


Penulis







DAFTAR ISI             1
KATA PENGANTAR..................................................................                 1
DAFTAR ISI..................................................................................                 2
 BAB I PENDAHULUAN                                                                                                 

   1.1 Latar Belakang .......................................................................                 3
   1.2 Rumusan Masalah...................................................................                 3
   1.3 Tujuan .....................................................................................                 4

BAB II PEMBAHASAN

    1. Pengertian PPM........................................................................                 5
2.Konsep,bentuk,struktur,organisasi masyarakat danpen gembangan masyarakat........................                  ................................................................................................... 6
    3. Kepemimpinan Dalam Masyarakat..........................................                 8
4 Komunkasi Dalam Masyarakat………………………………………      13
2.5 Peran serta dalam Masyarakat…………………………………             17

     
BAB III PENUTUP

     3.1 Kesimpulan ...........................................................................                 23
     3.2 Saran......................................................................................                 23


DAFTAR PUSTAKA                                                                                 24


BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity development (COCD)  merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai suatu kegiatan kolektif,  PPM  melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut.
PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit dll.Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan sistem lingkungan sekaligus.Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, perilaku manusia, dinamika kelompok, program sosial dan pemasaran sosial.
2.      Rumusan Masalah
·         Apa yang dimaksut dengan PPM dan jelaskan ?
·         Bagaimana Konsep,bentuk,struktur, organisasi masyarakat dan pengembangan masyarakat?
·         Bagaimana kepemimpinan dalam bermasyarakat?
·         Bagaimana caranya berkomunikas dalam bermasyarakat?
·         Bagaimana peran serta dalam lembaga masyarakat?
3.      Tujuan
·         Tujuan utama metode COCD adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi social
·         Untuk mengetahui Konsep,bentuk,struktur, organisasi masyarakat dan pengembangan masyarakat
·         Untuk mengetahui kepemimpinan dalam bermasyarakat?
·         Untuk mengetahui caranya berkomunikas dalam bermasyarakat



















BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertan Pengorganisasian Dan pengembangan Masyarakat
Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)
Fungsi dari PPM tersebut Adalah :
n  Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan melakukan tindakan yang sehat
n  Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan untuk memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhan
n  Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-lembaga
n  Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan usaha kesejahteraan social
n  Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan social
n  Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan sosial
Prinsip Prinsip nya meliputi:
a.     Keseimbangan
Mencari keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber yang ada di masyarakat
b.    Individualisasi
Masyarakat yg satu berbeda dgn masyarakat yg lainnya
c.     Penerimaan
Masyarakat harus dipandang dan diterima sebagai mana adanya, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mulai kegiatan/program
d.    Partisipasi
Semua unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga berperan aktif di dalam kegiatan
2.      Konsep,bentuk,struktur, organisasi masyarakat dan pengembangan masyarakat
Konsep yang dituangkan dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM) antara lain :
1.      Konsep gotong royong :
Prinsip keterlibatan masyarakat dalam upaya kesehatan sebetulnya mempunyai akar dalam tradisi gotong royong. Pembahasan masalah gotong royong ini terutama merujuk pada tulisan dari Koentrajaningrat membahas konsep gotong royong dikaitkan dengan kegiatan pembangunan. Bahasan ini memperlihatkan bahwa konsep gotong royong erat kaitannya dengan konsep kelompok primer dan sekunder. Gotong royong lebih sesuai dikembangkan dalam kelompok primer yang mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi secara intensif ddibandingkan dengan kelompok sekunder. Hal ini dikaitkan dengan masalah penerapan gotong royong di pedesaa dan perkotaan. Posisi yang diambil dalam bahasan ini adalah dikaitkan dengan sifat kelompok seperti disebutkan diatas, bahwa penerapan gotong royong lebih dikaitkan dengan sifat kelompok. Oleh karena itu di perkotaan pun bisa diterapkan gotong royong dengan bentuk yang berbeda dengan penerapan di pedesaan.
2.      Penerapan dalam bidang kesehatan.
Dalam bidang kesehatan maka pembahasan mengenai penerapan PPM dikaitkan dengan pelaksanaan program PKMD/ Posyandu termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pembinaan kader kesehatan (oleh karena itu pula lah mata ajaran ini disebut juga sebagai mata ajaran PKMD). Juga dalam kaitan dengan penerapan PPM dalam program kesehatan ini dibahas kebijakan mengenai keterpaduan KB Kesehatan dan pola pembinaan peran serta masyarakat dari Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat.
3.      Bahasan dari konsep difusi inovasi.
Keterlibatan masyarakat melalui kader kader kesehatan dalam upaya kesehatan dapat dipersepsi oleh masyarakat sebagai hal baru. Hal ini dikaitkan dengan pola pemikiran yang “tradisional” bahwa pelayanan kesehatan (dalam arti yang modern) merupakan “hak prerogratif” profesi kesehatan. Dari pemikiran ini dapat dimengerti jika konsep keterlibatan kader kesehatan dalam upaya kesehatan bisa dianggap sebagai sesuatu yang baru.
4.      Lembaga Swadaya Masyarakat (Non governmental Organization/NGO).
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, maka selain aparat pemerintah (governmentak organization) juga terlibat berbagai organisasi non pemerintah (non-governmental organization). Organisasi non pemerintah ini merupakan wadah dari sekumpulan orang yang ingin ikut berkontribusi dalam upaya pembangunan. Dalam beberapa kegiatan bahkan organusasi non pemerintah inilah yang menjadi pronir seperti misalnya PKBI dalam kegiatan kelurga berencana. Dalam kontribusinya pada kegiatan pembangunan, organisasi non pemerintah mempunyai keunikan misalnya dalam kemampuannya untuk lebih menerapkan pendekatan yang partisipatif. Hal ini disebabkan antara lain karena sifat organisasi non pemerintah yang tidak terlalu birokratis, sehingga mempunyai kemampuan untuk membuat penyesuaian dengan situasi dan kondisi. Dalam pembahasan mengenai organisasi non pemerintah, potensinya dan kegiatan kegiatannya
2.1  Bentuk-bentuk Program Dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Menurut Mezirow antara lain :
·         Program integratif : memerankan pengembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis, menyediakan bantuan teknis dan financial secara besar-besaran dan melibatkn pejabat-pejabat di tiap tingkatan pemerintahan (di Indonesia, India, Afganistan, Philipina, Thailand).
·         Progam Adaptis : Mekanisme pengembangan masyarakat sama dengan mekanisme pemerintahan dan fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan kepada salah satu kementrian ( terdapat di Negara-negara Afrika dan Karibia).
·         Program Proyek : Bentuk usaha adalah terbatas pada wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan daerah yang bersangkutan (EX : Nikaragua dan daerah Texas)

2.2  Struktur Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat bidang kesehatan adalah bekerjasama dalam masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat. Oleh karena itu peran petugas atau sektor kesehatan adalah :
a)      Menfasilitasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau program-program pengembangan, misalnya masyarakat ingin membangun pengadaan air bersih, maka peran petugas adalah menfasilitasi pertemuan-pertemuan anggota masyarakat dengan pemerintah daerah setempat dan pihak lain yang dapat membantu dalam mewujudkan pengadaan air bersih tersebut.
b)      Memotifasi masyarakat untuk bekerja sama atau bergotong royong dalam melaksanakan kegiatan atau program bersama untuk kepentingan berdama di dalam masyarakat tersebut.Mengalihkan pengetahuan teknologi dan keterampilan kepada masyarakat agar sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun suber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka kemandirian mereka.
3.      kepemimpinan dalam bermasyarakat
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and influencing the task related activities of group members. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
  Pengertian Masyarakan dan Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Pengertian Masyarakat
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1.         Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3.         Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4.         Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1.         Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.         Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya.
3.         Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4.         Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5.         Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6.         Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7.         Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8.         Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
1.         Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2.         Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3.         Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.         Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5.         Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6.         Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7.         Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Perkembangan Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukkan dalam keadaan – keadaan di mana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman- ancaman dari luar. Dalam keadaan demikianlah, agak sulit bagi warga – warga kelompok yang bersangkutan untuk menentukkan langkah – langkah yang harus diambil dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Munculnya seorang pemimpin merupakkan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat tersebut muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena seorang individu yang diharapkan menjadi pimpinan, ternyata tidak berhasil membuka jalan bagi kelompoknya untuk mencapai tujuan dan bahwa kebutuhan warganya tidak terpenuhi.
Ciri – ciri Kepemimpinan
1. Persepsi Sosial
Persepsi sosial dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok..
2. Kemampuan berpikir abstrak
Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikkan indikasi bahw seseorang
mempunyai kecerdasan yang tinggi.
3. Keseimbangan emosional
Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan. Jelasnya, pada diri
seorang pemimpin harus terdapat kematangan emoional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang harmonis.
Fungsi Kepemimpinan yang Hakiki
Peranan para pejabat pimpinan dalam suatu organisasi sangat sentaral dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan.bahwa afektivitas kepemimpinan dari para pimpinan yang bersangkutan merupakan suatu hal yang sangat didambakan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam keberhasilan organisasi.akan tetapi nampaknya telah diakui secara luas bahwa kemampuan mengambil keputusan merupakan salah satu kriteria sumber utama.bahkan kemampuan mengambil keputusan ini pada umumnya diterima sebagai inti kepemimpinan.bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang pada akhirnya dinilai dengan menggunakan kemampuan mengambil keputusan sebagai kriteria utama.dalam hubungan ini perlu ditekankan bahwa dengan kemampuan mengambil keputusan yang digunakan adalah jumlah keputusan yang diambil yang bersifat praktis,realistic dan dapat dilaksanakan serta memperlancar usaha pencapaian tujuan organsasi.artinya pendekatan yang lumrah dapat digunakan
4). Komunikasi dalam bermasyarakat
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, gagasan, harapan, perasaan dari seseorang (Komunikator) ke orang lain atau Pihak Lain (Komunikan). Dalam penyampaian pesan atau gagasan perlu dipahami siapa yang diajak berkomunikasi, hal itu meliputi pendidikan umur, status sosial, kebiasan, dan lain-lain.
Unsur-unsur Komunikasi dalam Perkembangan Masyarakat
Dalam komunikasi perkembangan masyarakat terdapat beberapa unsur-unsur komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Pihak yang menyampaikan Pesan (Komunikator  atau Source)
Komunikator adalah orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain, disebut juga pembawa berita atau pengirim pesan atau sumber berita.
Komunikator bisa individu, kelompok, keluarga atau organisasi yang mengambil inisiatif penyelenggaraan komunikasi dengan individu atau kelompok lain dan berperan untuk mengalih (transfering) pesan.
a.    Muncul dari masyarakat itu sendiri (Insider)
Komunikator yang muncul dari dalam masyarakat memiliki kelebihan yaitu lebih mengetahui kondisi masyarakat, ia lebih tahu tentang kondisi ekonomi, social budaya masyarakat setempat sehingga upaya yang ia laksanakan bisa betul-betul sesuai dengan kehendak masyarakat. Namun disisi lain kekukarangan dari komunikator jenis ini yakni kurang obyektif/kurang leluasanya dalam bertindak sehingga dalam bekerja ia tidak independen.
b.    Muncul dari luar Masyarakat (Outsider)
Yang dimaksudkan dengan Komunikator yang muncul dari luar masyarakat yakni Komunikator yang sebelumnya tidak berdomisili di dalam wilayah masyrakat yang dimaksudkan. Kelbihan dari Komunikator ini yaitu kemampuannya untuk bertindak secara leluasa, ia segala kebijakan yang akan dikeluarkan olehnya kecil kemungkinannya hanya berpihak pada satu golongan masyarakat tertentu.
2.    Sesuatu yang disampaikan (Pesan/Message)
Pesan atau Amanat adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang atau gerakan atau gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang lain. Sedangkan berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dan akurat. Kedua sarana, yaitu komunikator dan pesan, lazim digunakan bersama dalam komunikasi. Artinya, komunikasi akan berlangsung jika ada komunikator dan pesan. Sedangkan unsur lain seperti saluran komunikasi, metode komunikasi, lingkungan dan umpan balik merupakan faktor pendukung.
3.    Saluran yang digunakan dalam komunikasi (Media/Channel)
Penggunaan media komunikasi dalam berkomunikasi disesuaikan dengan kasus-kasus komunikasi pembangunan yang dihadapi, untuk itu kasus-kasus komunikasi tersebut dapat dibedakan menjadi tiga bahagian yakni :
a.    Komunikasi personal
Komunikasi personal adalah tampilan wajah, suara atau komunikasi tubuh (anggota tubuh) atau dalam kategori pesan maka media ini dimasukkan dalam pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi tatap muka..
b.    Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah system komunikasi yang dilakukan atas nama lembaga, organisasi bukan orang perorang. Berdasarkan banyaknya orang dalam kelompok maka komunikasi kelompok dibedakan menjadi dua yaitu :
Ø Komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi kelompok kecil dilakukan dalam kelompok yang lebih terbatas dan dimungkinkan terjadi proses komunikasi 2 arah. Contohnya Penyuluhan Pertanian kepada kelompok tani, penyuluhan di posyandu.
Ø Komunikasi Kelompok Besar
Komunikasi kelompok besar dilakukan dalam kelompok yang besar, heterogen, anonym dan tidak memungkinkannya terjadi proses komunikasi 2 arah, contok komunikasi kelomok besar yakni Orasi Kampanye.
Media yang digunakan dalam komunikasi kelompok besar yaitu bertatap muka langsung.
c.    Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan system komunikasi yang penyampaiannya ditujukan pada banyak orang dengan menggunakan media massa seperti Televisi, Koran, Radio, spanduk dan lainnya.
Demikian hebatnya media massa sehingga ketika terjadi pergolakan politik dalam suatu Negara seperti kudeta maka penguasaan media massa menjadi hal penting dan tak terlupakan. Contohnya ketika terjadi Kudeta Atas PM. Thaksin Sinawatra oleh militer Thailand maka Stasiun televisi dan radio turut pula menjadi sasaran utama.
4.    Pihak yang menerima pesan (Komunikan/Receiver)
Komunikan atau pihak yang menerima pesan berperan sebagai sasaran dalam komunikasi pembangunan, komunikator sebagi agen perubahan perlu mengetahui kondisi riil dari komunikan, sehingga pesan yang hendak disampaikan bisa diterima dengan mudah oleh pihak komunikan.
5.    Dampak yang ditimbulkan (Effect)
Dengan adanya komunikasi pembangunan maka tentunya diharapkan pesan yang dikomunikasikan memberi dampak setelah terjadinya komunikasi. Semua dampak yang timbul diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komuniukator.
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi diantaranya yaitu:
a) Informasi (menjadi tahu).
b) Persuasif (menggugah Perasaan)
c) Mengubah Prilaku
d) Mewujudkan Partisipasi masyarakat
e) Meningkatkan pendapatan.
  2.3   Proses Komunikasi
1.  Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan  atau diekspresikan  oleh pengirim pesan.  Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
 Materi pesan dapat berupa :
a.       Informasi
b.      Ajakan
c.       Rencana kerja
d.      Pertanyaan dan sebagainya
2.  Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat       dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.


3.  Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4.  Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7.  Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi  akan tetapi mempunyai pengaruh dalam  proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah  hal yang  merintangi atau menghambat  komunikasi  sehingga penerima salah menafsirkan pesan  yang diterimanya
5.) Peran Serta Dalam Pengembangan Masyarakat.
1.      Pengertian Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati, dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan.
Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotongroyong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat,baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang lainnya dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. 

2.1        Tujuan Peran Serta Masyarakat
Tujuan program peran serta masyarakat adalah meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai, meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat, memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat.

2.2        Faktor Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat
Beberapa faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat antara lain:
1.      Manfaat kegiatan yang dilakukan.
Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih besar.
2.      Adanya kesempatan.
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperan serta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan.
3.      Memiliki keterampilan.
Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan tertentu dan orang yang mempunyai keterampilan sesuai dengan keterampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperan serta.
4.      Rasa Memiliki
Rasa memiliki sesuatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peran serta akan dapat dilestarikan.
5.      Faktor tokoh masyarakat.
Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat diketahui bahwa tokoh-tokoh masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula berperan serta.Menurut D.A. Setyawan (2008), faktor-faktor yang mempengaruhiPeran Serta Masyarakat(PSM) antara lain:
Faktor masyarakat pada umumnya:
a.       Manfaat kegiatan yang dilakukan
b.      Adanya kesempatan berperan serta
c.       Keterampilan tertentu yang dapat disumbangkan
d.      Rasa memiliki
1)      Faktor tokoh masyarakat dan pimpinan kader
2)      Faktor petugas
3)      Faktor cara kerja yang digunakan
4)      Faktor lain:
a.       Perilaku Individu: sikap, mental &kebutuhan individu
b.      Perilaku Masyarakat: Keadaan ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, agama
Wujud Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk:
1.      Tenaga,seseorangberperan serta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan tenaganya, misalnya menyiapkan tempat dan peralatan dan sebagainya.
2.      Materi, seseorang berperan serta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan materi yang diperlukan dalam kegiatan kelompok tersebut, misalnya uang, pinjaman tempat dan sebagainya (Depkes RI, 1990).
Pengertian Pengorganisasian Masyarakat
Adalah suatu proses di masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong royong (Ross Murray).
Pendekatan
1.      Spesific content objective approach
Adalah pendekatan baik perseorangan (promotor kesehatan desa), lembaga swadaya atau badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan mengajukan suatu proposal atau program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Misalnya program penanggulangan sampah.
2.      General content objective approach
Adalah pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya program pos pelayanan terpadu yang melaksanakan 5 sampai 7 upaya kesehatan sekaligus, seperti KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare, penyediaan air bersih, dan penyediaan obat-obat esensial.
3.      Process objective approach
Adalah pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penanggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan, dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Hal yang paling penting dalam pendekatan ini adalah partisipasi masyarakat atau peran serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan.
Pengertian Pengembangan Masyarakat
Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan Masyarakat antara lain :
Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
Peran Serta Aktor Dalam Pengembangan Masyarakat
1.      Pekerja Sosial
Paradigma generalis dapat memberi petunjuk mengenai fungsi kegiatan-kegiatan pembimbingan sosial serta menunjukkan peranan-peranan dan strategi-strategi sesuai dengan fungsi tersebut.Mengacu pada Parsons, Jorgensen dan Hernandez (1994), ada beberapa peran pekerjaan sosial dalam pembimbingan sosial. Lima peran di bawah ini sangat relevan diketahui oleh para pekerja sosial yang akan melakukan pembimbingan sosial, diantaranya :
a.      Fasilitator 
Dalam literatur pekerjaan sosial, peranan “fasilitator” sering disebut sebagai “pemungkin” (enabler). Keduanya bahkan sering dipertukarkan satu-sama lain. Seperti dinyatakan Parsons, Jorgensen dan Hernandez (1994:188), “The traditional role of enabler in social work implies education, facilitation, and promotion of interaction and action.”Selanjutnya Barker (1987) memberi definisi pemungkin atau fasilitator sebagai tanggungjawab untuk membantu klien menjadi mampu menangani tekanan situasional atau transisional.
b.      Mediator
Pekerja sosial sering melakukan peran mediator dalam berbagai kegiatan pertolongannya.Peran ini sangat penting dalam paradigma generalis.Peran mediator diperlukan terutama pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak. Lee dan Swenson (1986) memberikan contoh bahwa pekerja sosial dapat memerankan sebagai “fungsi kekuatan ketiga” untuk menjembatani antara anggota kelompok dan sistem lingkungan yang menghambatnya. 
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam melakukan peran mediator meliputi kontrak perilaku, negosiasi, pendamai pihak ketiga, serta berbagai macam resolusi konflik.Dalam mediasi, upaya-upaya yang dilakukan pada hakekatnya diarahkan untuk mencapai “solusi menang-menang” (win-win solution).Hal ini berbeda dengan peran sebagai pembela dimana bantuan pekerja sosial diarahkan untuk memenangkan kasus klien atau membantu klien memenangkan dirinya sendiri.
c.       Pembela
Peran pembelaan dapat dibagi dua: advokasi kasus (case advocacy) dan advokasi kausal (cause advocacy) (DuBois dan Miley, 1992; Parsons, Jorgensen dan Hernandez, 1994). Apabila pekerja sosial melakukan pembelaan atas nama seorang klien secara individual, maka ia berperan sebagai pembela kasus. Pembelaan kausal terjadi manakala klien yang dibela pekerja sosial bukanlah individu melainkan sekelompok anggota masyarakat.

d.      Pelindung
Tanggungjawab pekerja sosial terhadap masyarakat didukung oleh hukum.Hukum tersebut memberikan legitimasi kepada pekerja sosial untuk menjadi pelindung (protector) terhadap orang-orang yang lemah dan rentan.Dalam melakukan peran sebagai pelindung (guardian role), pekerja sosial bertindak berdasarkan kepentingan korban, calon korban, dan populasi yang berisiko lainnya. Peranan sebagai pelindung mencakup penerapan berbagai kemampuan yang menyangkut: (a) kekuasaan, (b) pengaruh, (c) otoritas, dan (d) pengawasan sosial. 

2.      Masyarakat Setempat
Masyarakat setempat yang berperan dalam pengembangan masyarakat adalah semua masyarakat dapat terlibat mulai dari Kepala Desa, Perangkat Desa, Badan Perwakilan Desa (BPD), Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Politik, serta masyarakat umum.
3.      Lembaga Donor
Adalah salah satu bentuk organisasi dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).Lembaga yang mengumpulkan dana untuk dapat disalurkan kepada lembaga dan masyarakat yang membutuhkan. Dalam fungsinya sebagai lembaga donor, LSM dimungkinkan untuk diberi kepercayaan oleh masyarakat mengemban tugas tertentu. Seperti tempat penggalangan dana untuk korban bencana alam, penggalangan dana dan sembako ketika hari raya keagamaan dan lain-lain. Dalam fungsi ini mungkin saja LSM melakukan kesalahan-kesalahan ataupun penyelewengan.Disinilah dituntut tanggung jawab dan juga transparansi LSM dalam melakukan tugasnya. Contoh LSM yang berbentuk seperti ini di Indonesia seperti, Lembaga Pundi Amal, Tali Kasih Indonesia, dan lain-lain.
4.      Instansi Yang Saling Bekerja Sama
Untuk menjalankan suatu program harus mengetahui dinas – dinas atau instansi terkait untuk dapat di ajak bekerja sama. Misalkan untuk mengatasi masalah sampah maka membuat program pengelolaan sampah yang perlu kerjasama dengan dinas kebersihan dan dinas lingkungan hidup. Dengan adanya kerjasama itu apabila kita mengalami kesulitan misalkan kurangnya peralatan dalam pengeolahan sampah dapat dibantu dengan dinas lingkungan hidup.





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk perubahan social. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal di suatu wilayah dengan batasan tertentu dan saling berinteraksi Aspek aspek masyarakat terdiri dari proses pengorganisasian, masyarakat, dan tugas yang diemban masyarakat.
Pengembangan masyarakat adalah proses perubahan sosial berencana dilokalitas tertentu, dimana sasaran pengembangan masyarakat adalah perbaikan dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi, bahkan sosial dan politik sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sepanjang mampu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.











DAFTAR PUSTAKA




Siagian Sondang P. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan.  Jakarta: Rineka Cipta.
Rowitz Louis. 2008. Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

0 komentar:

Posting Komentar

Cube Test

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Label 2

Popular Posts

Blog Archive