Bitcoin menjadi sorotan publik belakangan ini. Harga sekeping bitcoin bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Bahkan, harganya bisa mencapai Rp189 juta per keping.
Siapa yang tidak ngiler untuk investasi bitcoin?
Tapi, investor bitcoin justru menyarankan Sahabat Dream untuk tidak menanamkan uangnya di mata uang virtual ini. Lho, mengapa?
Dilansir dari CNBC, Rabu 13 Desember 2017, pendiri blog financial Millennial Money, Grant Sabatier, mengatakan pertama kali dia berinvestasi di bitcoin pada 2013. Ketika itu, harga sekepingnya US$72 (Rp977.810). Dengan uang itu, dia memiliki 69,2 keping bitcoin.
Kini, harga per keping bitcoin melejit. Satu kepingnya sempat mencapai US$16.600 (Rp225,44 juta). Nilai bitcoin yang dimiliki Grant menembus angka US$1,14 juta (Rp15,6 miliar).
Meskipun mudah untuk menumbuhkan bitcoin dalam waktu lima tahun, dia menyarankan orang-orang untuk berinvestasi bitcoin.
“ Sejauh ini, tanpa ragu bitcoin ini adalah uang yang paling mudah yang saya hasilkan. Tapi, saya tidak merekomendasikan untuk berinvestasi bitcoin sekarang,” kata Grant.
Ada tiga alasan mengapa dia melarang keras orang-orang untuk menanamkan uangnya di bitcoin.
Mustahil Menentukan Nilai Bitcoin
Bitcoin ini membuat orang “ gila”. Semua orang, termasuk tukang cukur Grant yang tak memiliki pengetahuan tentang blockchain, ikut-ikutan membeli bitcoin. Nilainya pun menjadi tidak akurat.
Dia berkata, harganya berfluktuasi 20-30 persen dalam sehari. Ini membuat nilai tukarnya tidak stabil. Orang-orang bisa kehilangan uangnya dengan sangat cepat. Grant menyarankan tak membeli bitcoin jika memerlukan uangnya tahun depan.
“ Dengan fluktuasi yang gila, bitcoin ini judi, bukan investasi,” kata Grant.
Atau Bitcoin Tak Bernilai Sama Sekali?
Grant mengatakan nilai di balik bitcoin ini adalah teknologi blockchain yang bisa ditiru oleh mata uang virtual yang lainnya. Bisa saja uang virtual lain membangun teknologi yang lebih baik dan lebih mudah digunakan.
Litecoin, contoh sederhananya. Tentu saja bitcoin ini diciptakan untuk transaksi jual beli online secara aman. Kini, banyak orang yang menanamkan modal di cryptocurrency tanpa ada basic.
“ Kebanyakan orang tidak membeli nilai untuk teknologi, tetapi untuk hype. Ini (menjadi) judi, bukan investasi,” kata dia.
Bitcoin Masih Tak Aman
Grant mengatakan dompet digital ini aman untuk bertransaksi. Tapi, dompet digital ini sering diretas. Yang terbaru, marketplace “ tambang” bitcoin, NiceHash, dibobol hacker dan bitcoin senilai US$70 juta (Rp950,65 miliar) lenyap. Dia berkata bitcoin masih rawan kejahatan karena tak ada regulasi pemerintah.
“ Kalau uangnya hilang, sulit untuk kembali. Kalau dicuri, artinya Anda apes. Peretasan akan terus berlanjut ke depan,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar